SODVENTURE

sharing and inspiring

Tidak ada alasan untuk menyerah

Dalam sebuah buku motivasi disebutkan bahwa salah satu perbedaan pribadi yang cenderung berhasil dengan pribadi yang sulit berhasil adalah bahwa orang yang sulit berhasil lebih banyak menggunakan alasan/dalih daripada orang sukses. Alasan atau dalih ternyata bertanggung jawab besar atas banyaknya kegagalan yang dialami seseorang. Kebiasaan bersembunyi dibalik alasan/dalih adalah salah satu penyakit berbahaya yang akan menghalangi jalan sukses seseorang. Orang yang gagal selalu memiliki setumpuk alasan untuk menjelaskan kenapa mereka gagal. Orang yang biasa-biasa saja akan cepat sekali menjelaskan mengapa mereka belum berhasil-berhasil juga.

Bagi orang-orang sukses, walaupun mereka misalnya memiliki banyak keterbatasan tetapi mereka jarang sekali menjadikan keterbatasan itu sebagai penghalang untuk maju. Kita tentu tau andrie wongso, beliau dapat saja menggunakan alasan "tidak memiliki pendidikan tinggi, SDTT (sekolah dasar tidak tamat)" atau beethoven bisa saja bersembunyi dibalik ketuliannya untuk berhenti berkarya. Kita pun mungkin sering melihat di acara TV banyak orang dengan keterbatasan secara fisik ataupun ekonomi, tetapi nyatanya mereka tidak menjadikan keterbatasan itu sebagai alasan untuk gagal, malah menjadikan keterbatasan itu sebagai pelecut semangat mereka.

Namun bagi orang yang sudah terinfeksi penyakit dalih ini walaupun sebenarnya mereka mampu dan walaupun mereka mempunyai sedikit sekali keterbatasan/kekurangan, tetapi selalu saja ada alasan bagi mereka untuk tidak berhasil. Ketika hasil yang dicapai mereka tidak sesuai harapan karena usaha yang tidak maksimal, mereka berpikir "alasan apa yang dapat saya gunaan agar saya tidak terlalu malu?, coba kita pikirkan. apakah kesehatan yang buruk? pendidikan yang tidak terlalu tinggi? kesalahan pendidikan dari orang tua? atau memang karena sudah nasib?".

Ingat, setiap manusia itu tidak terlahir sempurna. Setiap pribadi tentu memunyai kekurangan masing-masing. Tapi setiap kekurangan dan keterbatasan yang kita miliki tidak bisa menghambat diri kita untuk maju, seberapapun beratnya keterbatasan yang kita miliki, kita harus mampu mengalahkannya. Kita tidak boleh menjadikannya sebagai alasan untuk berhenti berjuang.

Gambar diatas adalah seorang pemuda bernama Cornel Hrisca-Munn, kedua tangan bagian bawahnya sudah tidak ada sejak lahir, salah satu kakinya terkena polio, sejak bayi dia dibuang oleh keluarganya sendiri, mungkin karena tubuhnya yang cacat. Tapi siapa sangka dia mampu menabuh drum dengan baik walaupun dia tidak memiliki tangan yang sempuna.


Hebatnya lagi cornel mampu bersaing dan berhasil mendapatkan satu kursi diperguruan tinggi terkenal dunia, oxford university. Cornel mampu karena dia tidak menyerah menyerah terhadap keterbatasannya.


Stevie Wonder,seorang pencipta lagu, penyanyi dan produser rekaman yang hebat. Namun siapa sangka bahwa sejak kecil Stevie terlahir buta. Meski begitu, Stevie Wonder berhasil meyakinkan seluruh dunia bahwa buta bukan satu-satunya halangan untuk berkarya. Dia mampu menembus keterbatasannya.


Seorang atlit di China yang tidak memiliki kaki tetap berusaha dengan keras untuk terus berlatih, sulit dibayangkan. Untuk duduk saja dia mengandalkan setengah bola basket. Tetapi dia tidak membiarkan keterbatasan untuk membatasinya.






Ini hanya segelintir kisah, namun kenyataannya masih banyak orang dengan berbagai keterbatasan tetapi mereka mampu membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan bagi mereka untuk menyerah. Tanpa bermaksud merendahkan keterbatasan orang-orang ini saya ingin mengatakan "Mereka saja bisa, kenapa kita yang masih memiliki tangan dan kaki yang utuh masih saja memiliki banyak alasan untuk berhenti berusaha?".