Tahu Sumedang
Siapa yang tak mengenal 'tahu sumedang'? tentu saja semua orang pernah mendengar tentang tahu sumedang, tahu ini disebut tahu sumedang karena memang lahir di kota ini. Anda mungkin pernah mencobanya kan, sekali mencoba pasti kita akan ketagihan seperti saya. Diantara berbagai tahu dari berbagai daerah mungkin tahu sumedanglah yang paling terkenal. Bahkan bisa dikatakan sudah menasional.
Apa yang membuat tahu ini begitu digemari masyarakat? tentu saja karena rasanya yang enak. Ciri khas tahu ini adalah rasanya yang garing dan gurih di luar, serta lembut dan basah di dalam. Akan semakin mantap jika kita menyantapnya dengan cabe rawit mentah atau dicocol dengan sambel...mmmmhhhh....pasti nikmat. Untuk masalah harga tidak perlu khwatir, dengan mengeluarkan 1500 rupiah saja kita sudah bisa mendapat 6 tahu sumedang,,,murah meriah bukan.
Sejarah mengenai awal mula munculnya tahu sumedang ini seperti yang saya dapat dari Wikipedia adalah sebagai berikut. Bermula dari kreativitas yang dimiliki oleh istri Ongkino, yang memang semenjak awal sebagai orang yang pertama kali memiliki ide untuk memproduksi Tou Fu (dari bahasa Tionghoa, Hokkian "tau hu", yang berarti sama) yang lambat laun menjadi berubah nama menjadi "Tahu".
Tahun demi tahun, Ongkino beserta istri tercinta terus menggeluti usaha mereka hingga sekitar tahun 1917 anak tunggal mereka Ong Bung Keng menyusul kedua orang tuanya ke tanah Sumedang. Bung Keng kemudian melanjutkan usaha kedua orang tuanya yang sampai keduanya memilih kembali ke tanah kelahiran mereka di Hokkian, Republik Rakyat Cina.
Melalui alih generasi Ong Bung Keng, anak tunggal Ongkino, terus melanjutkan usaha yang diwariskan dari kedua orang tuanya hingga akhir hayatnya di usia 92 tahun. Di balik kemasyhuran tahu Sumedang ada pula kisah yang berbau mistik, seperti apa yang diceritakan cucu dari Ongkino, Suryadi. Sekitar tahun 1928, konon suatu hari tempat usaha sang kakek buyutnya, Ong Bung Keng, didatangi oleh Bupati Sumedang, Pangeran Soeria Atmadja yang kebetulan tengah melintas dengan menggunakan dokar dalam perjalanan menuju Situraja.
Kebetulan, sang Pangeran melihat seorang kakek sedang menggoreng sesuatu. Pangeran Soeria Atmadja langsung turun begitu melihat bentuk makanan yang amat unik serta baunya yang harum. Sang bupati, Pangeran Soeria Atmadja kemudian bertanya kepada sang kakek, "Maneh keur ngagoreng naon? (Kamu sedang menggoreng apa?)". Sang kakek berusaha menjawab sebisanya dan menjelaskan bahwa makanan yang ia goreng berasal dari Tou Fu China. Karena penasaran, sang bupati langsung mencoba satu. Setelah mencicipi sesaat, bupati secara spontan berkata "Enak benar masakan ini! Coba kalau kamu jual, pasti laris!", dengan wajah puas.
Tak lama setelah kejadian ini, Tahu Sumedang digemari oleh penduduk Sumedang dan kemudian sampai ke seluruh Indonesia